LEBONG – Krisis moral tampaknya tengah menyelimuti Kabupaten Lebong. Pasalnya, dalam sepekan ini saja sudah 2 nyawa melayang. Bukan karena sakit atau kecelakaan, melainkan dengan cara tragis.
Informasi terhimpun Analisjurnal.com diawali tragedi berdarah di Desa Daneu Kecamatan Lebong Atas, Kabupaten Lebong. Dimana Suheri (40) berprofesi sebagai pandai besi, menjadi korban penikaman oleh tetangganya sendiri berinisial BA (56) hingga usus terburai.
Hanya berselang tiga hari, tepatnya pada Jumat (22/4). Darah pun kembali membuncah, setelah nyawa Hermansyah (56) menghilang ditangan sang ponakan OK (21). Tragisnya lagi, leher korban terpisah dari badan setelah dipenggal dengan sebilah golok oleh pelaku.
Belum usai duka menyelimuti warga Desa Tik Kuto Kecamatan Rimbo Pegadang, hingga berujung ancaman belasan tahun penjara menanti sang jagal. Ke-esokan harinya, tepatnya Sabtu (23/4), kejadian pilu kembali menghebohkan warga Desa Manai Blau, Kecamatan Lebong Selatan. RZ (28) ditemukan dalam kondisi tak bernyawa dikediamannya. Ironisnya, diduga dipicu persoalan asmara, duda anak satu ini nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Menyikapi fenomena tragis ini, Kapolres Lebong, AKBP Awilzan, S.IK menyampaikan keprihatinannya. Ia menilai moralitas masing-masing orang, menjadi corong kepribadian mereka. Krisis moral ini, perlu menjadi perhatian bersama.
“Kejadian dalam sepekan ini, patut menjadi pembelajaran. Nilai-nilai religius, haruslah terpatri guna terhindar dari tragedi seperti itu,” imbaunya.
Begitu pula, sambung Awilzan moralitas kepada pionir muda dalam hal ini kaum Milenial. Semua pihak, baik itu orang tua, lingkungan, sekolah maupun pihak-pihak terkait, harus bersama-sama memberiksn edukasi positif kepada kaum muda. Ini pun dilakukan, agar para remaja tidak terjerumus kedalam tindakan tak terpuji.
“Ini tugas kita bersama. Saling mengingatkan ke arah yang lebih baik. Jika sudah merugikan orang lain, bukan hanya menjadi corong negatif lingkungan. Tapi juga siap-siap berurusan dengan pihak penegak hukum. Moralitas yang baik dan pengetahuan tentang agama, harus selalu diimplementasikan di kehidupan sehari-hari. Tujuannya agar dijauhi dari tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain,” demikian Awilzan. (Jho)