LEBONG – Kegelisahan mulai menerpa seluruh perangkat desa se-Kabupaten Lebong. Kemungkinan besar, siltap yang diterima melalui transfer Alokasi Desa Desa (ADD) tak akan dicairkan, sebelum Hari Raya Idul Fitri Tahun 2022. Artinya jelang Idul Fitri, seluruh perangkat desa tak gajian. Tak hanya itu, kondisi ini berdampak pula teradap penyaluran program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang akan dialokasi sebesar 40 persen dari pagu DD.
Informasi terhimpun Analisjurnal.com, kondisi ini ditenggarai akibat lambannya penerbitan Peraturan Bupati (Perbub) tentang juknis penetapan pagu Alokasi ADD Tahun Anggaran (TA) 2022, yang baru diterbitkan pada bulan lalu. Begitu pula, Pemerintah Desa (Pemdes) dinilai lamban dalam proses pengajuan berkas pencairan ADD dan Dana Desa (DD) TA 2022. Bahkan hingga saat ini dari 93 desa, baru 12 desa yang telah mengantongi rekomendasi pencairan ADD dan DD tahap pertama.
“Tentu berimbas ke perangkat desa dan program BLT. Apalagi, penentuan penerima BLT sudah ditentukan oleh masing-masing desa, menyusul hal itu merupakan salah satu syarat wajib desa dalam pengajuan ADD,” ungkap Plt Kepala Dinas PMDSos Lebong, Hartoni, SP, M.Si.
Eks Camat Topos ini juga menjelaskan, jika penyebab lambannya proses pengajuan dari desa ini karena terkendala terhadap penyusunan Rencana Kegiatan Pembangunan Desa (RKPDes) dalam mensinkronkan program dan anggaran yang akan dijalani nantinya.
“Penyebab salah satunya adalah lamban dalam melaksanakan musdes terkait pengesahan dan persetujuan program tahun anggaran 2022. Ini seyogyanya sudah dilakukan dari jauh hari,” cetusnya.
Terkait kondisi itu, Hartoni menekankan kepada para Pemdes agar bisa secepatnya melakukan pengajuan berkas pencairan ADD-ADD ke Dinas PMD-Sos Lebong. Ini mengingat agar roda pemerintahan desa tetap berjalan, dan Pemdes dapat kembali menjalankan programnya jika sudah dilakukan pencairan.
“Hingga saat ini pengajuan masih kita tunggu. Kami dari PMD-Sos bersedia melayani dengan sebaik mungkin demi lancarnya kegiatan di desa nantinya,” tandasnya. (Dap)
