Lokasi penambangan yang tampak tak ada aktivitas lagi
BENGKULU TENGAH – PT Citra
Benteng Energi (CBE) selaku kontraktor pertambangan batu bara di wilayah IUP PT Ratu Samban Mining (RSM) di Desa Lubuk
Unen Kecamatan Merigi Kelindang, Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, mulai beroperasi.
Kendati demikian, aktivitas penambangan yang sempat dimulai kini tampak terhenti.
Berdasarkan pantauan awak media, dikawasan pertambangan IUP PT RSM itu belum terlihat aktivitas. Namun beberapa alat berat tampak stanby di pinggir
jalan antara Desa Lubuk Unen dan Desa Susup.
“Meski pertambangan telah dimulai, namun tampak sepi, tidak terlihat aktivitas di lokasi, hanya terdengar suara mesin pengeboran,” kata sumber yang tidak ingin namanya disebutkan.
Sumber membeberkan, dilokasi tambang
ini ada area terbuka yang sudah dilakukan proses pengupasan permukaan tanah, pemotongan tebing dan pengerukan batubara.
“Terlihat tumpukan batubara
yang sudah cukup banyak
tinggal proses pengangkutan,” bebernya.
Bahkan, dilokasi pertambangan Ini juga tidak terlihat penjagaan, walau banyak barang barang, pipa-pipa dan tumpukan kayu yang sudah di gesek.
Dilokasi juga ditemukan ada dua buah sepanduk keselamatan kerja sudah terpasang menandakan aktifitas penambangan resmi.
Dijalan pulang narsum bertemu warga, dua orang ibu-ibu lalu menanyakan tentang
aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT RSM.
“Nah kami tidak tau kalau yang
ditanya itu, setau kami
yang nambang itu PT CBE” jawab mereka.
Lalu mereka mengaku jika, orang tua dari mereka mendapatkan ganti rugi lahan untuk di pakai jalan operasi dari PT CBE.
“Setau kami sudah ada satu minggu tidak ada aktivitas penambangan disini. Lebih jelasnya tanya sama Subhan pengurus para pekerja,” jelasnya.
Setelah melakukan kunjungan lokasi sampai ke PIT penambangan di wilayah IUP PT RSM desa Lubuk Unen tidak banyak informasi untuk publik yang didapatkan, karena semua pekerjaan sedang berhenti, baik itu pekerjaan konstruksi maupun penambangan.
“Tidak adanya penjagaan dilokasi tambang menjadi catatan penting yang seharusnya tidak terjadi. Mengingat tumpukan batubara yang sudah ditambang jumlahnya
cukup banyak dan itu bisa saja hilang tanpa ada yang bertanggung jawab,” ucapnya.
“Bahkan ini menjadi tanda tanya besar tiba-tiba penambangan di
hentikan. Oleh siapa, karena apa, publik dan masyarakat desa setempat butuh
informasi yang sebenarnya,” pungkasnya.