BENGKULU UTARA – Bola panas terkait dugaan praktik rasuah yang dilakukan oknum dewan berinisial SM (sebelumnya disebut D, red) terhadap salah satu calon kepala desa (Cakades), kian meruncing. Bahkan lembaga wakil rakyat di daerah, turut diminta untuk menindaklanjuti permasalahan itu.
Praktisi hukum, Hadymon Chaniago, SH, MH berpandangan jika dugaan “setoran” itu benar terjadi, tentu akan menciderai Marwah lembaga DPRD Bengkulu Utara (BU). Apalagi oknum itu berada dalam tubuh lembaga kehormatan.
“Sejatinya harus ditindaklanjuti. Agar jelas, pihak-pihak terkait harus bersikap,” pintanya.
Sementara itu, SM yang diketahui berstatus wakil rakyat di daerah mengklaim uang itu sebagai bentuk terimakasih kepada pihak Komisi I DPRD BU.
“Uang itu, merupakan uang pribadi saya. Dia (SK, red) akan menggunakan uang itu untuk diserahkan ke komisi membidangi. Tapi sudah saya kembalikan lagi ke bersangkutan,” singkatnya.
Penelusuran Analisjurnal.com praktik rasuah itu diawali adanya dugaan SM meminta sejumlah uang kepada salah satu penggugat. Dalam hal ini, salah satu calon kepala desa. Uang nominal Rp 10 juta, sesuai permintaan SM, akhirnya diserahkan oleh oknum Cakades. Uang itu versi SM, diklaim sebagai apresiasi atas fasilitasi yang diberikan oleh lembaga legislatif melalui komisi yang membidangi atas persoalan itu.
Usut punya usut, setelah kedok dugaan pencatutan institusi lantaran sinyalir praktik rasuah terbongkar. SM diduga kembali menyerahkan uang tersebut ke oknum Cakades. (Jho)
