ANALIS JURNAL – Pengerjaan paket fisik proyek PUPR-Hub mencapai hampir Rp 12 miliar yang dikelola CV Tekhnik Kualiva Enggenering Tahun 2021, telah dilaporkan ke BKD bidang aset Kabupaten Lebong. Menariknya dari penelusuran wartawan, laporan pengerjaan fisik berupa irigasi dan Hotmix itu telah mencapai 100 persen. Namun faktanya berbanding terbalik dengan kondisi fisik dilapangan. Dimana, banyak pihak menilai fisik proyek APBD itu terkesan amburadul.
Kabid Aset BKD Lebong, Riska Putra Utama, SE, M.Si dikonfirmasi tak menyangkal kabar itu. Ia mengaku, pihak PUPR melalui Bina Marga menganulir jika pengerjaan proyek sudah tuntas dilaksanakan.
“Laporannya sudah 100 persen pengerjaan,” akunya.
Kendati sudah menyatakan tuntas pelaksanaan proyek APBD itu. Namun ia mengklaim, secara fisik belum dapat dinyatakan tuntas. Apalagi, sambung dia, melalui pemberitaan di sejumlah media lokal, fisik proyek itu malah terkesan asal jadi.
“Itu baru sebatas administrasi,” ujarnya.
Disisi lain, dugaan fisik amburadul dalam pengerjaan paket proyek PUPR yang dikelola CV Tekhnik Kualiva Enggenering, memantik reaksi legislatif daerah. Bahkan, wakil ketua II DPRD Lebong, Popi Ansa konsisten untuk memeriksa kualitas fisik bangunan berupa drainase itu.
“Hasil pemeriksaan fisik itu nanti akan menjadi bahan evaluasi. Apakah sesuai spesifikasi atau malah sebaliknya,” cetusnya.
Politisi PKB ini menegaskan, paket proyek Bina Marga itu sejak awal memang menjadi perhatian sejumlah pihak. Tak sedikit pula sejumlah pihak berkoordinasi agar kualitas fisik proyek itu diperiksa.
“Makanya kami turun ke lapangan. Ini sesuai laporan khususnya dar masyarakat,” ujarnya.
Disinggung langkah preventif jika ditemukan kerugian? Popi memastikan langkah hukum pun tak menutup kemungkinan akan ditempuh. Langkah hukum ini, sambung dia menjadi pilihan terakhir jika fisik proyek itu tidak dikerjakan sebagaimana mustinya.
“Kalau memang ada kekurangan, kita pinta untuk segera diperbaiki. Namun jika tidak diindahkan, kami akan bawa masalah ini ke jalur hukum,” tegasnya.
Secara gamblang, Popi menyebut fisik proyek di tubuh PUPR kuat dugaan bermasalah. Maka dari itu, perlu pengawasan dan pemeriksaan intens agar kecurigaan itu dapat dibuktikan.
“Kualitas fisik bangunan menjadi juru kunci keberhasilan program,” tuturnya.
Terkait dugaan jalur titipan, dimana diketahui CV Tekhnik Kualiva Enggenering mitra PUPR telah masuk dalam daftar “hitam” BPK RI. Popi menjelaskan, ini seturut akan menjadi bahan evaluasi.
“Pertanyaannya, kalau memang paket yang dikerjakan rekanan itu kerap menjadi temuan. Kenapa selalu digandeng dan diberikan paket proyek. Ini akan kami bahas secara proporsional,” demikian Popi. (Jho)