BENGKULU UTARA – Anjloknya harga Tandan Buah Segar (BTS) kepala sawit, tak hanya berdampak terhadap para petani. Para pelaku pencurian (maling, red) tampaknya juga turut “lesu”. Buktinya, saat harga komunditi perkebunan kepala sawit ini meroket naik hingga ke level Rp 3 ribu perkilogram. Tak sedikit petani sawit di Kabupaten Bengkulu Utara (BU), resah dengan hilangnya buah sawit di area kebun. Kini berbanding terbalik, malah tak terdengar adanya aksi pencurian. Malahan buah sawit dibiarkan membusuk di pohon.
Basaan salah satunya. Petani sawit asal Kecamatan Batiknau ini mengaku, keresahan atas aksi pencurian baru akan terjadi saat harga jual sawit melambung tinggi. Sedangkan jika harga anjlok, dibiarkan hingga melewati masa panen pun tetap aman.
“Sepertinya pelaku berfikir realistis. Diluar menghitung keuntungan sebanding dengan resiko,” cetus pria ini.
Senada, Rosmania petani sawit asal Kecamatan Air Padang. Ibu rumah tangga ini malah mengakui kondisi aman jika harga anjlok. Kalau harga tinggi, malah buah sawit telah dipanen pun bisa-bisa raib dicuri.
“Yang jelas harga sawit sekarang, sangat terpuruk. Begitupun kami yang mengantungkan hidup dari hasil kebun ini,” singkatnya. (Jho)