MEMILIKI buah hati yang sehat lahir dan batin, tentu idaman setiap orang tua. Begitupun dengan Angga Wijaya dan Fira Yuniar, warga Kelurahan Tes Kecamatan Lebong Selatan. Namun pasutri ini dan sang buah hati, malah harus menanggung beban yang sangat berat. Ialah Nizzam, bayi munggil berusia 7 bulan ini harus bersabung nyawa dengan penyakit yang ia derita. Bagaimana kondisi bayi munggil dan penyakit apa yang ia derita ? Simak laporan berikut :
ANALIS JURNAL – JHONY ISKANDAR
Senyum ramah Angga Wijaya dan Fira Yuniar, menyapa saat Analis Jurnal menyempatkan berkunjung dikediamannya. Dibalik senyum ramah itu, gejolak batin dirundung kesedihan tersirat oleh pasutri ini. Rasa sedih dibalut sikap tegar, melihat kondisi sang buah hati, Nizzam yang harus menanggung rasa sakit atas penyakit yang ia alami. Begitupun Nizzam, bayi munggil tak berdosa ini tampak terbaring menahan sakit, dengan kondisi kepala yang berukuran tak biasa. Penyakit Hidrosepalus yang entah sampai kapan, harus ia tanggung.
Sembari mengusap netra yang tampak berkaca-kaca, Fira ditemani sang suami menceritakan bagaimana kondisi Nizzam pascalahir kedunia. Awal kelahiran, Nizzam tampak normal seperti bayi pada umumnya. Namun berganti bulan, pembengkakan pada kepala sang buah hati pun mulai terlihat.
“Alhamdulillah Nizzam lahir normal mas,” kata Fira.
Melihat ada kelainan di fisik sang buah hati, pasutri ini pun berinisiatif membawa Nizzam untuk pemeriksaan medis. Apa yang tak dikehendaki malah harus mereka terima. Sedih bercampur haru berkecamuk dalam fikiran. Ini dikarenakan dari pemeriksaan itu, sang buah hati didiagonosa mengidap penyakit Hidrosepalus.
“Pihak rumah sakit mengarahkan agar Nizzam di rujuk ke rumah sakit di Palembang atau di Jakarta. Tentu keinginan kami sangat besar, agar Nizzam mendapatkan penanganan medis,” ucapnya.
Hanya saja, harapan dan tekad demi kesembuhan sang buah hati, harus memudar untuk sementara waktu. Kondisi ini tak lain akibat faktor ekonomi. Jangankan untuk pengobatan buah hati, penghasilan Angga dari buruh serabutan pun hanya mencukupi untuk kebutuhan dapur.
“Apapun akan ku lakukan demi kesembuhan Nizzam, mas. Namun yang pasti, aku akan mencari nafkah dengan cara halal, sembari mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan Nizzam,” sahut Angga.
Angga menambahkan, sembari mengais rezeki untuk kebutuhan dapur dan pengobatannya, Nizzam terpaksa harus dirawat di rumah.
“Hanya doa kepada sang khalik (Allah, s.w.t) yang sekarang kami percayakan, mas. Kami yakin, tak ada kuasa yang dapat melebihi ketentuan dari yang kuasa. Meski memang, sejatinya Nizzam mendapatkan penanganan medis secara intens,” tuturnya.
Sementara itu, salah satu warga, Deddi menaruh simpati atas kondisi Nizzam. Ia mengaku, sejauh ini, bantuan berupa materi baru datang dari warga sekitar. Dilain hal, ada pula perhatian dari Wakil Bupati Lebong, Drs. Fahrurrozi yang meski diterpa kesibukan, masih menyempatkan melihat kondisi Nizzam.
“Saya pribadi menaruh harapan adanya uluran tangan dermawan, demi membantu biaya pengobatan Nizzam. Meski memang beberapa hari lalu, pak wakil bupati sempat menjengguk dan memberikan bantuan kepada keluarga Nizzam,” (**)