By dr. Maurits Marpaung,Sp.P
Penyakit yang bisa menyerang siapa saja tanpa kenal usia itu disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Penularannya sendiri melalui udara dan sebagian besar kuman TB berada di paru. Namun bisa juga terdapat di organ lain seperti otak, tulang, mata, dan sebagainya.
Setiap orang yang terhirup udara dari pasien TB pun bukan berarti langsung dapat didiagnosis tertular penyakit tersebut. Bagi orang yang memiliki daya imunitas lemah, saat dia terhirup udara yang mengandung kuman TB, maka dia berpotensi terjangkit penyakit TB. Sebab kuman TB akan mudah berkembang biak saat kondisi daya tahan tubuh lemah.
Gejala yang timbul dapat terlihat dari adanya batuk selama lebih dari tiga minggu, demam di malam hari, dan berat badan menurun. “Itu disebabkan karena energi yang masuk dalam tubuh digunakan oleh kuman untuk membelah diri. Jika paru sudah rusak dan begitu pula dengan pembuluh darah, bisa menyebabkan batuk berdarah, “ Jelas Maurits.
Apabila ada gejala-gejala tersebut,disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan dengan dokter. Tahapannya dimulai dari pemeriksaan dahak, pemeriksaan radiologi, dan pemeriksaan darah. Jika dinyatakan positif, maka pasien TB harus segera diobati hingga dinyatakan sembuh.
Proses penyembuhannya melalui dua fase, pertama adalah fase intensif. Fase ini membutuhkan waktu dua sampai tiga bulan,biasanya terjadi pada pasien yang baru mengidap penyakit TB. “Kita berikan obat yang lengkap dan rutin diminum setiap hari. Kemudian melakukan control ke dokter sekitar dua minggu sekali sambil melakukan evaluasi tahapan pemeriksaan lagi” katanya. Kedua adalah fase lanjutan yang masuk pada bulan keempat sampai enam. Pada fase ini jumlah obat yang diberikan kepada pasien sudah dikurangi. Meskipun hasil evaluasi pemeriksaan membaik dan dinyatakan sembuh, pasien tetap harus melakukan control rutin dengan dokter. “ Sebab penyakit ini bisa saja kambuh kembali. Jadi yang paling penting adalah menjaga daya imunitas tubuh agar tidak lemah,” ujarnya.(aje.kes)