Hidup Sebatang Kara, Huni Gubuk, Idap Buta Total
HIDUP bahagia di masa tua, tentu menjadi idaman semua manusia. Begitu pun yang diinginkan Nurmala (55). Namun sang khalik (Allah,s.w.t) berkehendak lain. Hidup sebatang kara menghuni gubuk berdinding papan, sudah menjadi cerita nenek Nurmala selama puluhan tahun. Ingin tahu bagaimana kondisi dan perjalanan hidup nenek Nurmala? Simak laporan berikut :
JHONY ISKANDAR (Analisjurnal.com) – Lebong
SENYUM ramah nenek Nurmala, menyapa kedatangan kami. Sayup-sayup, nenek Nurmala terlihat menghela nafas sembari mengusap kedua mata. Terpejam penuh, terlihat jelas kedua netra wanita asal Desa
Warga desa pungguk pedaro kecamatan Bingin kuning kabupaten Lebong provinsi Bengkulu ini menandakan penyakit kebutaan total yang ia derita.
“Beginilah kondisi hidup nenek Nurmala, bang,” ucap Begin, tokoh pemuda sekaligus ketua Karang Taruna Desa Pungguk Bedaro.
Didampingi pemuda ini, terlihat gubuk berukuran 4 x 5 meter inilah, menjadi tempat paling nyaman. Setidaknya kediaman berdinding papan itu, menjadi tempat nenek Nurmala terhindar dari panas dan hujan.
Tak ada harta benda yang cukup berharga. Hanya terlihat teko, yang tergantung di sudut rumah. Pilunya lagi, selain bertahan hidup dalam kesederhanaan, nenek Nurmala diketahui mengidap kebutaan total.
“Setahu saya, hanya ada bantuan dari pemerintah desa. Kami pun berharap ada uluran tangan dari para dermawan,” harapnya.
Disela-sela penjelasan oleh ketua Karang Taruna desa setempat, nenek Nurmala pun turut membuka obrolan singkat.
Kepada Analisjurnal.com bersama tokoh Pemuda Kabupaten Lebong, Edo Karang Nio, nenek Nurmala tak sungkan menceritakan kisah hidupnya.
Berawal saat ia berusia 13 Tahun. Nenek Nurmala mengaku, kala itu ia mengidap penyakit cacat dan demam berkepanjangan. Tanpa diduga, sakit yang ia derita berdampak lebih jauh. Tak lama, ia mengalami kebutaan total hingga saat ini.
Kendati pil pahit tentang kehidupan selama puluhan tahun, harus ia telan dan pikul. Namun kata-kata putus asa ataupun mengeluh tentang hidupnya, tak pernah terbesit di lisan nenek Nurmala. Bahkan meski memilih hidup sendiri selama puluhan tahun, nenek Nurmala selalu bersyukur atas apa yang ia alami.
“Tetap disyukuri saja. Mau mengeluh pun tiada arti. Ikhtiar dan semakin mendekatkan diri kepada sang pencipta (Allah, s.w.t), menjadi tujuan hidup saya saat ini. Meski harapan besar atas kesembuhan, terbesit dalam angan setiap harinya,” kata nenek Nurmala mengsiyaratkan.
Sementara itu, Edo Karang Nio yang dikenal aktif membumikan tentang budaya Rejang turut simpati dan prihatin atas kondisi nenek Nurmala. Ia berharap peran serta pemerintah maupun secara personal, dapat membantu meringankan beban hidup nenek Nurmala.
“Kami juga membuka donasi kepada siapa saja yang ingin berpartisipasi membantu nenek Nurmala. Jika bukan kita, siapa lagi untuk peduli sesama,” tandasnya. (**)
Yang ingin berdonasi, dapat melalui :
Begin Ahmaddin, Ketua Karang Taruna Desa Pungguk Bedaro
No Rek Bank Bengkulu : 7010201017573
BANK Bengkulu kode Bank 133
No.Rekening : 2020201081824
A/N : EDO GIO PERNANDO