ANALIS JURNAL – Bertahan atau mundur. Kata-kata ini dapat mewakili suara hati para pelaku Usaha Micro Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu, pasca badai Pandemi covid-19 melanda.
Giman salah satunya. Pengrajin rotan asal Desa Taba Pasemah Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah tetap konsisten memilih bertahan. Tujuannya hanya satu, demi harapan. Harapan sebagai tulang punggung keluarga, agar kebutuhan anak tetap terpenuhi. Demi dapur agar tetap mengepul.
Kepada Analis Jurnal, Giman mengaku mulai merintis usaha ini sejak 24 Tahun silam. Ia menyebut sebelum covid-19 melanda, usaha yang ia lakoni cukup membuahkan hasil. Khususnya dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan ia mampu membuka lapangan kerja. Setidaknya ada 15 orang yang ia rangkul untuk bersama-sama merajut mimpi dalam bingkai sebagai pengrajin rotan.
“Semula hasil produksi dapat tembus pangsa pasar di luar Provinsi Bengkulu. Namun setelah wabah covid-19 melanda, kondisi berubah drastis. Bahkan saat ini saya hanya mampu memperkerjakan 5 orang, yang semula belasan orang,” ucap Giman.
Ia mengaku, penjualan dari hasil kerajinan tangan itu sangat menurun drastis. Namun konsistensinya tak akan memudar. Selain demi nafkah keluarga, kelestarian dalam buah karya ini harus dipertahankan.
“Harapan kami, ada campur tangan pemerintah. Khususnya Pemkab Benteng. Kesejahteraan kami, kondisi sekarang malah jauh dari kata sejahtera. Semoga pemerintah dapat memberikan solusi, khususnya dalam membantu membuka peluang pasar bagi pelaku usaha seperti saya. Agar semua yang mengantungkan hidup dalam usaha ini, tetap ada secerca harapan,” demikian Giman. (Egp)