NAPAL PUTIH BU. Analis Jurnal – Kabupaten Bengkulu Utara (BU), menyimpan beragam pesona wisata. Salah satunya wisata sejarah, yang terletak di ujung wilayah bumi Ratu Samban. Ialah Lebong Tandai yang memiliki cerita sejarah, di era kolonial Belanda. Klimaks, berada di Kecamatan Napal Putih, Desa Lebong Tandai telah memiliki hak paten oleh pemerintah melalui kepemilikan tambang emas serta kendaraan diera kolonial, berupa molek.
Informasi terhimpun Analis Jurnal, eksotisme Lebong Tandai tak hanya menarik wisatawan lokal. Bahkan wisatawan asing pun telah mengunjungi Lebong Tandai. Tentu tujuan utama, guna mengetahui kisah sejarah serta pesona wisata yang ada di Lebong Tandai.
Kepala Desa Lebong Tandai, Supriadi B tak menampik pesona wisata di desanya menarik minat wisatawan mancanegara. Ia menyebut selain dikenal melalui alat transportasi molek dan kawasan tambang emas eks kolonial. Ada pula sasaran kunjungan para wisatawan yang tak kalah menarik. Yakni, air terjun dengan pesona alamnya, terowongan peninggalan era Belanda. Belum lagi bendungan eks kolonial, batu napal berbentuk susunan tahu, serta lobang eks tambang di zaman Belanda.

“Dan jauh dari hiruk-pikuk perkotaan. Sumber ekosistem alam pun masih sangat asri. Tentu kekayaan itulah yang memantik wisatawan untuk berkunjung,” akunya.
Kendati menyimpan pesona wisata yang telah dikenal hingga ke mancanegara. Namun ada persoalan kompleks, yang masih perlu dibenah oleh pemerintah. Terutama, sambung dia, persoalan infrastruktur khususnya akses jalan.
“Akses jalan tentu memiliki fungsi vital. Bukan hanya untuk mendongkrak animo wisatawan. Namun juga sebagai sarana peningkatan ekonomi masyarakat Desa Lebong Tandai. Semoga pemerintah khususnya Pemkab Bengkulu Utara, lebih peka dan responsif atas kondisi ini. Lebong Tandai memiliki beragam wisata khususnya wisata sejarah. Sangat tidak etis, potensi wisata ini memudar akibat permasalahan infrastruktur,” demikian Supriadi. (Bam’s)