BWSS llV Bengkulu tanggap kondisi irigasi jebol, Rabu (06/12). (Rangga Pramana)
MUKOMUKO – Petani di wilayah Daerah Irigasi (DI) Manjuto Kanan, kini kembali sumringah. Setelah perbaikan irigasi di Desa Lalang Luas, Kecamatan V Koto yang dikabarkan jebol beberapa waktu lalu. Kini dinyatakan tuntas pada, Rabu (6/12) sore. Petani pun mengucapkan terimakasih dan mengapresiasi baik pihak Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) VII Bengkulu. Yang telah melakukan tanggap darurat terhadap kondisi irigasi yang jebol di wilayah itu dengan cepat.
“Kami berterima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Pemerintah Provinsi dan Pihak Balai Sungai Bengkulu yang telah bergerak cepat melakukan tanggap darurat terhadap kondisi irigasi manjunto kanan. Karena jika tidak, maka kami para petani akan menderita akibat kekeringan yang pada akhirnya mengalami gagal tanam dan gagal panen di tahun ini,” ujar Kades Sumber Makmur, Kecamatan Lubuk Pinang, Sulistiyo
Selama musim tanam padi sawah. Petani sangat mengharapkan air irigasi dari bendungan air manjunto. Adapun area persawahan yang berada di wilayah Daerah Irigasi Manjunto Kanan, mencapai lebih seribu hektar. Dan sekarang ini, setidaknya lebih dari 700 hektar sudah mulai ditanam padi. Bahkan sebagian diantaranya, tanaman padi tersebut sudah berumur dua bulan. Sehingga jika irigasi yang jebol itu tidak segera diperbaiki, maka petani hanya mengandalkan tadah hujan.
“Kami sangat berterima kasih sudah ada perhatian dari Balai Sungai untuk melakukan perbaikan secara cepat guna mengantisipasi kekeringan dimusim tanam tahun ini. Karena hampir semua hamparan area persawahan yang ada di daerah kami. Semuanya bergantung dari air irigasi,” sampai Kades.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT melalui Kepala UPTD Pengairan, Debiriadi, SP ketika dikonfirmasi membenarkan. Perbaikan irigasi sayap kenan yang jebol beberapa waktu lalu sudah selesai dilakukan. Perbaikan irigasi yang dilakukan oleh pihak Balai Sungai, butuh waktu sekitar 20 hari.
“Alhamdulillah, perbaikan sudah selesai. Selama ini petani merasa kuatir lahan pertanian yang baru ditanam mengalami kekeringan, dan yang lebih parah lagi yang belum ditanam. Otomatis tidak bisa lagi ada harapan kerena rusaknya irigasi tersebut,” jelasnya.
Meski perbaikan jaringan irigasi sudah tuntas. Dan air irigasi sudah bisa mengalir lancar ke lahan persawahan petani. Debi masih berharap kepada pemerintah, baik kabupaten, provinsi, dan terkhusus Balai Sungai Bengkulu. Agar dapat kembali meningkatkan perbaikannya jaringan irigasi di wilayah itu menjadi jaringan permanen.
“Memang jaringan irigasi yang sudah selesai diperbaiki itu saya jamin bisa bertahan lama. Namun tidak ada salahnya jika kami meminta agar jaringan itu nantinya kembali di bangun secara permanen. Mudah-mudahan saja harapan kami bisa diakomodir,” harap Debi.